Selasa, 08 November 2011

Kue Rangi


Siapa yg blom pernah makan kue rangi? lalu seluruh teman ponakan yg kebetulan duduk di bangku kelas 1 smp ini serentak bertanya "Kue Rangi?". begitulah cerita tempo hari ketika saya membawa 1 bungkus kue rangi yg kebetulan saya beli di jalan depok tempo hari.

Mungkin beberapa dari kitapun ada yg belum mengenal apa kue rangi itu sebenarnya. pada hal sudah seringliat bahkan sudah pernah mengkonsumsi kue tersebut. Kue rangi berbahan dasar kelapa dan tepung kanji dengan selai terbuat dari gula aren atau gula merah yg di encerkan lalu di aduk dengan tepung kanji hingga mengental dan di masak dengan cara di panggang di atas cetakan khusus, pedagang ini mengunakan bahan bakar kayu untuk memanggang kue tersebut. 

Dulu para penjual kue rangi ini mengunakan pikulan, saat ini juga masih ada beberapa tapi kebanyakan sudah mulai beralih ke gerobak dorong. beberapa waktu lalu saya berhasil mengabadikan penjual kue rangi ini yg kebetulan lewat depan rumah di lamandau depok.

Pedagang ini masih sangat konfensional yg membuat ramah lingkungan dan ramah harga pastinya wong pake kayu-katu ranting dan kayu kecil sisa-sisa bangunan jadi gak perlu beli minyak tanah atau gas 3kg dan bensin yg notabene sudah mahal harganyaa.

Bahan baku yg mudah di dapatkan membuat harga kue ini relatif murah, untuk 1 loyang harganya hanya 2000 rupiah saja. Pak amin sang penjual kue rangi ini bercerita sedikit mengenai perjalanan karirnya, beliau berjualan kue rangi semjak harga 1 loyangnya 100 rupiah dan sekarang hingga 4000 rupiah. pak amin sengaja memodifikasi alat pemanggang kue untuk bisa menghasilkan harga 2000/loyangnya agar bisa di terima di masyarakat tegasnya.
Kue di panggang lalu di oles selai gula merah di atasnya. setelah kering dan aroma karamel keluar barulah di angkat dengan di tusuk dari ujung k ujung kue tersebut.

kita bisa melihat pada foto panggangan yg sudah di modifikasi menjadi lebih datar, walhasil kuenya tipis seperti kertas.
Bahan baku kelapa dan tepung kanji yg sudah di olah di masukan dalam kotak gerobaknya.

Pak Atim adalah salah satu konsumen kue rangi, beliau bercerita jika dulu kue rangi ini adalah makanan sehari-hari ketika beliau kecil dulu ya kurang lebih sekitar tahun 1960an, "Dulu ni kue gedee ga kayak sekarang tipiss kayak kertasss, kurang lebih ni kue segede kue pancong" celetuk pak atim kepada saya dan pak amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar